Minggu, 10 Oktober 2010

ARAH PERGERAKAN MAHASISWA HARI INI

GERAKAN mahasiswa dalam sejarah perubahan peradaban dunia berkali-kali telah menorehkan tinta penuh warnanya. Pergerakan mahasiswa senantiasa memberikan pencerahan dalam setiap kisahnya tak terkecuali di Indonesia, salah satu elemen yang turut membawa negara ini merdeka ialah kaum muda atau sekarang ini adalah mahasiswa. Gerakan pemuda di Indonesia ini dimulai dengan Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Namun, istilah pemuda tersebut mengalami spesialisasi dengan sebutan mahasiswa, sosok yang memiliki kadar intelektual tinggi. Hal ini terbilang umum karena untuk mengadakan perubahan bangsa tidak cukup dengan semangat ‘muda’ dituntut juga intelektual yang menyeimbangi dan yang menjadikan nilai lebih mahasiswa adalah gerakan mereka relatif bebas dari berbagai intrik politik.


Peran mahasiswa pada angkatan-angkatan sebelumnya telah memberikan label The Agent of Social Control. Apalagi perjuangan mereka tidak lain adalah penyalur dari silat lidah masyarakat yang tertindas pada masa rezim tertentu. Kekuatan moral yang terbangun lebih disebabkan karena mahasiswa yang selalu bergerak secara aktif. Seperti dengan turun ke jalan demi berteriak menuntut keadilan dan pembelaan terhadap hak-hak orang lemah. Namun seiring perjalanan waktu gerakan mahasiswa akhir-akhir ini seperti harimau kehilangan taringny. Belum lagi perilaku-perilaku negatif kian marak dibawa sebagian mahasiswa ke dalam lingkungan sekitar kampus, sehingga dengan memukul rata rakyat semakin yakin akan keterpurukannya generasi mahasiswa jaman sekarang.

Faktor-faktor eksternal di atas semakin kompleks dengan permasalahan internal yang dihadapi oleh hampir semua organisasi pergerakan yaitu sepinya kader baru. Kader sebagai SDM organisasi memegang peranan vital menyangkut mati hidupnya organisasi. Hal ini disebabkan kebijakan pendidikan di Indonesia yang mulai berkiblat pada kapitalisme dan liberalisme. Pembatasan masa studi dan biaya SPP yang membumbung tinggi adalah bukti konkretnya. Sudah saatnya para aktivis pergerakan mengubah orientasi dengan menegedepankan nuansa gerakan intelektual (intellectual movement) selain gerakan masa dalam menuntaskan cita-cita yang diawali dengan ikrar sumpah pemuda.
Secara hakiki, gerakan mahasiswa adalah gerakan intelektual—jauh dari kekerasan dan daya juang radikalisme. Mengingat, gerakan ini bermuara dari kalangan akademis kampus—cenderung mengedapankan rasionalitas dalam menyikapi perbagai permasalahan.

Namun sebenernya angin segar masih berhembus dari dalam unversitas-universitas di indonesia. Melalui lebmbaga-lembaga yang ada di dalam kampus. Kontribusi-kontribusi semangat membara dari pada mahasiswa masih terbakar. Untuk itulah universitas-universitas di indonesia selalu memdukung pada mahasiswa yang ingin berkontribusi melalui lembaga organisasi yang ada di dalam universitas itu sendiri, terutama BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Tidak hanya melalui lembaga organisasi di dalam tapi bahkan hingga di luar seperti KAMI dan lainya. Untuk itu para mahasiswa harus bisa memulai untuk berpikir kritis dan memahami bahwa gerakan intelektual (intellectual movement) akan terbangun di atas Trias Tradition (tiga tradisi).

Pertama, terbangun diatas tradisi diskusi (Discussion Tradition). Gerakan mahasiswa harus memperbanyak ruang diskusi. Diskusi akan membawa gerakan mahasiswa menjadi sebuah gerakan rasional dan terpercaya. Gerakan mahaiswa harus mengkaji lebih detil, apa, mengapa, akibat dan latar belakang kebijakan kampus yg dibuat. Dari kajian-kajian dalam bentuk diskusi lepas dengan mengundang para mahasiswa dengan gagasan-gagasan cemerlang dengan ciri bidang masing-masing yang dikuasasai.
Kedua, terbangun diatas tradisi menulis (Writing Tradition). Aktivitas menulis merupakan salah satu gerbang menuju tradisi intelektual bagi gerakan mahasiswa. Saat ini sudah banyak tempat mahasiswa bekontribusi dalam ikut menyebarkan perjuangan para mahasiswa. Misalkan Media Opini dalam kampus hingga Media Opini luar kampus.
Ketiga, terbangun diatas tradisi membaca (Reading Tradition). Aktualisasi isu sangat penting bagi gerakan mahasiswa dalam bergerak. Tanpa membaca dan mencari informasi terbaru, mahasiswa hanya akan menjadi seekor katak dalam tempurung. Hanya sekedar belajar dan belajar tanpa mengetahui apa yang teman-temannya lakukan di luar sana.

Namun perubahan paradigma dunia pergerakan mahasiswa hendaknya tidak mengurangi fungsinya sebagai The Agent of Social Control serta motor penggerak pembaharu yang tetap peduli dan berpihak kepada masyarakat bawah karena sampai kapan pun mahasiswa dengan semangat mudanya akan tetap memegang peranan penting dalam mengontrol kebijakan-kebijakan publik agar tetap memikirkan akar rumput dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. HIDUP MAHASISWA INDONESIA!

0 komentar:

Posting Komentar