Minggu, 10 Oktober 2010

Pentingnya Spirit Berkontribusi bagi Mahasiswa

Berkontribusi! Itulah tujuan sebenarnya seseorang berorganisasi! Bukan mencari pengalaman berorganisasi karena pengalaman itu akan melekat sendiri bila kita berani melangkah. Kita sebagai mahasiswa harus memiliki kontribusi dalam dunia pendidikan. Bukan hanya sekedar menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang kuliah pulang). Tapi sayangnya semangat kontribusi mahasiswa sekarang ini semakin memudar. Kebanyakan spirit berkontribusi ini malah berperan di tempat yang salah. Semangat mengalahkan kampus lain atau lebih tepatnya tawuran, semangat menyontek saat ujian, semangat masuk kampus ternama karena mencari pacar. Apakah identitas mahasiswa yang sering disebut-sebut sebagai agen perubahan (agent of change) masih relevan melihat hal-hal tersebut?


Lihatlah sejarah kemerdekaan Indonesia, dan akan terlihat bagaimana peran mahasiswa jelas-jelas menjadi segolongan agen perubahan. Namun kemudian sejarah ini tercoreng beberapa tahun ini. Sejak reformasi bergulir, banyak mahasiswa terlibat bentrokan antar sesama mereka. Golongan yang sering disebut-sebut sebagai pembela rakyat kini malah menyusahkan rakyat.

Inilah yang harus menjadi material untuk evaluasi untuk aktivis perjuangan generasi muda se-Indonesia saat ini. Perlunya sebuah upaya-upaya pencerdasan kepada mahasiswa untuk senantiasa berpikir dan bergerak sebagai agen perubahan di masyarakat. Agen perubahan bukanlah hal yang sekedar ringan sebelah, apalagi dengan titel mahasiswa. Masyarakat Indonesia masih menghargai mahasiswa. Mereka pasti mengharapkan kontribusi-kontribusi nyata mahasiswa. Kontribusi yang tentunya beraneka ragam.

Satu contoh kontribusi mahasiswa untuk masyarakat adalah apa yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa UGM (Universitas Gajah Mada). Mereka menerapkan ilmu yang didapatkan pada masa-masa kuliah untuk kesejejaterahan masyarakat. Dilatarbelakangi kepedulian mahasiswa tersebut akan krisis air bersih yang melanda penduduk tempat terpencil dimana saya lupa tempatnya, mereka kemudian berusaha untuk menyediakan air bersih gratis untuk penduduk tersbut. munculah suatu program yang dinamakan penyediaan air bersih dengan Solar water pumping system. Bantuan ini sudah menjadi bentuk kontribusi positif mahasiswa yang sangat berguna karena masyarakat sekitar sangat kesusahan dalam mencari air bersih hingga rela menjual kambing atau ternak mereka hanya demi air bersih sebulan. Masyarakat yang menikmati air bersih tersebut menjadi terbantu oleh mahasiswa dengan teknologi ini. Tentunya jika tidak ada mahasiswa tersebut besar kemungkinannya mereka selalu sulit untuk mendapatkan air bersih. Dan faktanya sangat sedikit pihak-pihak termasuk pemerintah yang peduli dengan masalah-masalah seperti ini.

Contoh lainnya adalah kontribusi mahasiswa teknik elektro ITB dalam upaya pengadaan listrik teknologi mikrohidro di daerah terpencil di jawa barat. Dan masih banyak lagi bentuk kontribusi positif lainnya. Inilah bukti bahwa mahasiswa masih punya harapan. Tinggal bagaimana tekad dan idealisme tersebut diperkuat. Karena memang mahasiswa akan selalu menjadi agen perubahan. Strata Mahasiswa merupakan Suatu strata yang khas dan tidak dimiliki golongan lain yaitu penghubung rakyat kecil dengan para penguasa.

Apabila mahasiswa dari segala latar belakang keilmuan bisa punya kontribusi seperti ini untuk masyarakat dan bangsa kita, maka bisa dijamin generasi muda akan jaya, indonesia akan maju. Oleh karen ini marilah kita para mahasiswa, para generasi muda pemegang nasib masa depan, mari kita mulai dengan berkontribusi dimana saja. Berkontribusi tidak harus yang besar, tapi mulailah dari yang kecil. Karena bila dari hal kecil saja kita tidak berani berkontribusi atau bahkan tidak ingin maka itulah masalah yang kita hadapi.
Jadilah engineer yang mampu berkontribusi kapanpun dan dimanapun! HIDUP MAHASISWA INDONESIA!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Anjir.. ini semuanya tulisan lo sendiri Man? Keren banget.. :salut:

Posting Komentar